Jawaban.com : Saat itu awal bulan Juni dan merupakan permulaan perang di negeri kami. Saya harus menghadiri sebuah pertemuan bisnis di kota dan membawa anak laki-laki saya yang masih berusia lima tahun. Tiba-tiba tembak-menembak terjadi. Orang-orang berteriak panik dan berlarian mencari tempat perlindungan.
Saya berusaha setenang mungkin untuk membuat anak saya merasa aman, dan saya berdoa dalam hati memohon perlindungan Tuhan. Setelah semuanya kembali tenang, untuk memastikan anak saya baik-baik saja, saya bertanya padanya, "Yves, apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu melihat apa yang telah terjadi?"
"Ya, ayah," jawabnya, "Orang-orang berusaha saling membunuh."
"Ya, ayah," jawabnya, "Orang-orang berusaha saling membunuh."
"Apakah kamu takut?" tanya saya.
"Tentu saja tidak, Ayah. Aku kan memegang tanganmu."
Sungguh dia sangat percaya, bahwa tangan saya dapat melindungi dia dari peluru. Enam belas tahun kemudian, perang masih berlanjut. Namun saya tidak pernah melupakan perkataan sederhana dari anak saya. Hal itu selalu mengingatkan saya bahwa jika saya tetap memegang tangan Bapa di Sorga, tidak ada yang perlu di takutkan.
Selengkapnya : Aku Memegang Tanganmu
0 comments:
Posting Komentar