''Hidup itu penuh dengan kemalangan,'' demikian kata-kata pahit yang keluar dari mulut seorang janda bernama Naomi (Rut 1:20,21). Bayangkan kondisi seorang wanita yang baru saja ditinggal oleh suami dan bahkan anak-anak laki-lakinya. Sang janda yang malang ini hidup di tengah kelaparan di perantauan bersama kedua menantunya. Ia menolak dipanggil Naomi--yang artinya kesenangan, dan meminta dipanggil Mara, yang berarti pahit. Dan pada masa tuanya, ia hanya punya keinginan sederhana, yaitu menikmati masa tua yang tenang dengan menimang cucu. Namun, semua itu menjadi tidak mungkin sebab kedua anak lelakinya mati tanpa meninggalkan keturunan!
Bukankah kita juga demikian? Hidup kita dipenuhi dengan mimpi dan harapan. Banyak hal kita cita-citakan. Namun, ketika sesuatu terjadi dalam hidup ini dan mengandaskan impian kita, maka kita merasa hidup dan semangat kita pun hancur bersamanya. Dalam kondisi demikian, kita pun semakin sulit memahami bahwa Tuhan pasti memiliki rancangan yang baik. Bahwa Dia memiliki “mimpi” bagi hidup kita dan pasti menjadikan segala sesuatu baik pada waktunya.
Kita tahu, cerita Naomi ini adalah kisah yang berakhir dengan kebahagiaan. More..
0 comments:
Posting Komentar