Rabu, 01 Desember 2010

Sebuah Bejana Pilihan

Do you want to share?

Do you like this story?

Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana tersedia – manakah yang akan terpilih? "Pilihlah saya", teriak bejana emas, "Saya mengkilap dan bercahaya. Saya sangat berharga dan saya melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahan saya akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang yang seperti Engkau, Tuanku, emas adalah yang terbaik!"
 
Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi. "Aku akan melayani Engkau, Tuanku, aku akan menuangkan anggur-Mu dan aku akan berada di meja-Mu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memuji-Mu." 
 
Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana tembaga. Bejana ini lebar mulutnya dan dalam, dipoles seperti kaca. "Sini! Sini!" teriak bejana itu, "saya tahu saya akan terpilih. Taruhlah saya di meja-Mu, maka semua orang akan memandangku."
 
"Lihatlah saya", panggil bejana kristal yang sangat jernih. "Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya saya. Meskipun saya mudah pecah, saya akan melayani Engkau dengan kebanggaan saya. Dan saya yakin, saya akan bahagia dan senang tinggal dalam rumah-Mu."
 
Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh. "Engkau dapat memakai saya, tuanku", kata bejana kayu. "Tapi aku lebih senang bila Engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan untuk roti."
 
Kemudian Tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat. Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana Tuan itu.
 
Selengkapnya: Sebuah Bejana Pilihan

YOU MIGHT ALSO LIKE

0 comments:

Posting Komentar